Istighfar, Mohon Ampunlah Kepada Allah
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah tsumma alhamdulillah. Alhamdulillah 'ala kulli haal.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmush shalihat
Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan `abduhu warosuuluh sholli wasallim wabarik ala nabiyyina Muhammadin wa ala aalihi washohbihi ajma'in
Amma Badu.
Saudara saudariku yang dirahmati Allah subhana wa taala para sahabat yang baik yang berbahagia,
Disampaikan oleh Imam al-qurthubi dari riwayat Ibnu Sabih. Suatu hari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ta'ala, seorang ulama besar tabiin, didatangi oleh seseorang. Orang itu mengadukan tentang bencana kekeringan, tidak kunjung hujan di daerahnya, maka kemudian Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ta'ala berkata "istaghfirillah", mohon ampunlah kamu pada Allah subhanahuwata'ala, Istighfarlah pada Allah.
Kemudian setelah itu datang lagi orang yang kedua, orang yang kedua mengadukan tentang betapa miskinnya dia, hidup dengan penuh kekurangan. Kemudian Al-Hasan Al-Bashri, yang mendapatkan aduan tentang kemiskinan orang itu, beliau mengatakan "istaghfirillah". Istighfarlah kepada Allah, mohon ampunlah kepada Allah.
Kemudian setelah orang kedua pergi, datanglah orang yang ketiga. Orang ini kemudian juga mengadukan permasalahan. Kali ini permasalahannya adalah orang itu tidak kunjung punya keturunan.
Maka kemudian Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ta'ala mengatakan "istaghfirillah", mohon ampunlah kamu kepada Allah. Istighfar yang banyak sama Allah.
Lalu orang itu pergi. Kemudian datang orang yang keempat. Orang keempat ini mengadukan tentang kebunnya. Dia mengatakan kebun-kebunnya kering karena tidak ada air. Maka bagaimana caranya supaya Kebun saya ada air? Kemudian Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ta'ala mengatakan "istaghfirillah", minta ampunlah pada Allah subhanahuwata'ala. Istighfar pada Allah subhanahu wa taala. Pergilah orang itu.
Ini membuat heran Ibnu Sabih, yang berada di majelis Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ta'ala, maka Ibnu Sabih berkata "Wahai Imam ada orang datang dengan membawa permasalahan yang berbeda-beda. Mengapa solusinya anda selalu katakan "istaghfirillah", minta ampun pada Allah?".
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ta'ala lalu mengatakan, "ini bukan dari saya, tapi ini dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Bukankah Allah telah berfirman,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10 – 12)
Ayat ini merupakan kalimatnya Nabi Nuh alaihissalam ketika berdakwah kepada masyarakatnya, kemudian Nabi Nuh alaihissalam merayu masyarakatnya agar mau Istighfar mohon ampun pada Allah,
maka Nabi Nuh berkata "faqultu" aku berkata Ya Allah pada kaumku, "Fa qultustagfirụ rabbakum", yang artinya istighfarlah kalian pada rabb kalian, minta ampun sama Allah. "innahụ kāna gaffārā" yang artinya karena sesungguhnya Allah itu "gaffārā" Allah itu Maha Pengampun
Tidak cukup dengan memerintahkan itu, Nabi Nuh Alaihissalam menyampaikan bahwa istighfar itu akan menghasilkan banyak manfaat.
Apa manfaatnya? dilanjutkan pada ayat berikutnya, "Yursilis-samā`a 'alaikum midrārā", yang artinya dengan istigfar Allah akan menurunkan hujan yang deras. "Wa yumdidkum bi`amwāliw", yang artinya Allah akan memberikan kepada kalian harta yang banyak. dilanjutkan "Wa yumdidkum bi`amwāliw wa banīna" yang artinya dan Allah akan berikan pada kalian anak-anak. Selanjutnya "wa yaj'al lakum jannātiw wa yaj'al lakum an-hārā" yang artinya, dan Allah akan memberikan pada kalian kebun-kebun dan sungai-sungai.
Subhanallah
4 kelebihan istighfar itu untuk 4 permasalahan
Yang satu mengadukan tentang kekeringan, maka istighfar menghadirkan hujan yang deras
Yang kedua tentang kemiskinan, istighfar menghadirkan harta
Yang ketiga mengadukan tidak kunjung punya keturunan, istighfar menghadirkan keturunan
Yang keempat mengadukan tentang kebunnya yang tidak ada, air istighfar menghadirkan kebun dan sungai-sungai
Maka Apapun permasalahannya solusinya adalah "Istighfar"
Kisah ini adalah merupakan sebuah contoh yang menarik tentang bagaimana generasi Islam di zaman dahulu, mereka menjadi orang-orang besar karena mereka punya pegangan hidup. Mereka punya panduan hidup. Setiap mereka ada masalah, setiap mereka mau bersikap, setiap mereka mau memberi panduan pada orang lain, setiap mereka memerlukan panduan untuk hidupnya sendiri, Maka mereka hanya memerlukan untuk menghadirkan kembali ingatannya terhadap ayat-ayat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atau hadits-hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam atau kisah orang-orang yang soleh.
Ini adalah merupakan cara yang luar biasa. Cara yang istimewa tapi, ada satu PR serius di kita. PR nya adalah bahwa bagaimana kita bisa mengingat dalam keadaan yang sedang sulit dan panik, karena biasanya kalau orang sedang memiliki masalah, maka semua ilmu seakan hilang. Bahkan jika dia seorang yang hafal banyak ilmu, tiba-tiba dia seperti orang tidak berilmu. Maka untuk benar - benar menjadikan hal ini bisa diingat kalau itu benar-benar terinstall dengan baik dalam diri kita.
Sehingga kapanpun kita perlukan, hanya tinggal di reload saja. Disaat kita sedang punya masalah perlu solusi. kita sedang kesulitan perlu sesuatu yang bisa melonggarkan hidup kita. Kita punya masalah apapun, kita perlu bertanya apapun maka kita sudah punya jawabannya semua. Kemudian tinggal kita reload saja.
Saat itulah kemudian ia langsung mencahayai hidup kita dan ia langsung bekerja. Tapi sebelumnya perlu kita tanamkan dulu sebaik - baiknya dalam diri kita. Insya Allah apapun masalah kita, tinggal di reload saja. Sehingga hidup kita hari esok lebih baik daripada yang kemarin. Dengan itu insya Allah, Allah memberikan keberkahan.
Semoga Allah Ridho semua jadi petunjuk.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
* seperti yang disampaikan oleh Ustadz Budi Ashari Lc. via platform ilmuinaja.id
"Better Than Yesterday : Better Life"
No comments: